Akibat menikah di Usia Belia Part 1



Bel sekolah sudah bunyi, aku belum selesai mengerjakan pekerjaan rumah yang lupa aku kerjakan.
"Sya, buruan nulisnya ini Bu Ima sudah mau masuk." Ucap Riri sahabatku
"2 nomor lagi Ri, semoga Bu Ima terlambat masuk kelasnya."
"Kamu tumben sih Sya, lupa mengerjakan tugas."
"Udah jangan ngajak aku ngomong mulu tar ga kelar-kelar nih."

Aku semakin gugup karena sudah waktunya Bu Ima masuk kelas namun tugasku belum kelar juga, aku berkali kali menengok ke jendela.


Namun hari ini hari keberuntunganku, ternyata Bu Ima ga masuk, hufth lega sekali rasanya, ga jadi kena omel Bu Ima deh.
"Selamat kamu Sya, Bu Ima ga masuk."
"Iya nih, lega banget rasanya."
"Sya tumben kamu belum ngerjain tugas, biasanya kamu paling rajin ngerjain tugas."
"Semalam aku ketiduran Ra, jadi lupa buat ngerjain tugas."
Tiba tiba Pak Arif, wali kelasku masuk ke kelas, sepertinya ada murid baru tuh.
"Anak-anak bisa duduk sebentar, ini ada teman baru."
"Iya Paaaa." Jawab kami serentak
"Sya, murid barunya cakep banget tuh."
"Biasa aja Ra."
"Heran deh sama kamu cowo manis gitu katanya biasa aja."
"Lah emang biasa aja Ra."

Murid baru itu memperkenalkan namanya, dia pindahan dari Jakarta, Ayahnya bekerja di perusahaan ternama di kota ini.
Murid baru itu duduk di belakangku dan Riri, Dia mengajakku dan Riri berkenalan.
"Hay, kenalan dong." Ucap Murid Baru sambil mengulurkan tangannya
"Hay kenalin aku Riri dan ini Tasya."
"Hay Riri, Tasya kenalin aku Yuda."
"Hay" jawabku singkat

Aku termasuk murid berprestasi, aku tak pernah mengenal lelaki secara mendalam, kami sebatas teman, bahkan aku tak pernah pacaran karena aku ingin fokus sekolah dulu agar aku bisa mendapatkan beasiswa dan bisa kuliah di universitas yang aku inginkan, Ibu dan Bapaku bukan orang berada yang bisa membiayi kuliah.
Jam istirahat datang, aku tak di kasih uang saku oleh Bapak, jadi aku memutuskan untuk tetap di kelas Riri sering mengajakku ke kantin dan mentraktirku tapi aku ga enak karena Riri sering sekali jajani aku tapi aku tak pernah bisa membalas apa-apa.

"Sya, ke kantin yuk." Ajak Riri
"Ga Ri, aku ga bawa uang saku."
"Aku jajani deh, ayoklah Sya."
"Ga akh Ri, aku juga masih kenyang."
"Akh Tasya ga asyik deh,ya udah aku ke kantin dulu ya."
"Iya Ri."

Riri ke Kantin bersama Tiara dan Andin,bahagianya jadi mereka tiap hari dapat uang saku banyak, punya hape bagus dan mahal, sedangkan aku hanya anak orang sederhana yang tak bisa bergaya seperti mereka, hape pun aku hanya bisa membeli yang murah, tapi aku ga boleh iri karena rejeki sudah ada yang atur.

Tiba tiba Yuda mendekatiku dia membawakan makanan untukku.
"Hay Sya, kok sendirian."
"Iya Da."
"Nih, aku bawain makanan buat kamu."
"Eh ga usah repot-repot Da, aku masih kenyang nih."
"Yaah Sya,aku udah bawain makanan dari kantin, masa kamu tolak sih, dimakan yah."
"Iya makasih yah."
"Sama-sama Tasya."


Rara datang dari kantin, dia senyum senyum melihatku makan dengan Yuda.
"Cie cie Tasya."ledeknya
"Apaan sih Ri, aku sama Yuda cuma makan doang kok."
"Lebih dari makan juga ga Papa kok "
"Riri." Ucapku sambil melotot ke Riri
"Hahahaha maaf Sya, jangan ngambek dong."
"Mana bisa sih aku ngambek sama kamu."
"Makasih Tasya."
"Wah, kalian sepertinyan sudah sahabatan lama nih."
"Iya Da, aku dan Tasya sudah sahabatan dari Smp, kami udah dekat banget kaya saudara."



Bersambung......

Penulis Lidia Ratna Sari




Cerpen
Post a Comment
Top comments
Newest first
Table of Contents
Link copied successfully.